Rabu, 24 April 2013

Artikel



ARTIKEL
DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
SISWA-SISWI SDN KETINTANG I – 409 SURABAYA





 Oleh : 
SUNYOTO,S.Pd.,M.Psi



                                             DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA
SDN KETINTANG I 409
Jl.Ketintang Madya no. 146
sdnketintangonesby@gmail.com
S U R A B A Y A




DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
SISWA-SISWI SDN KETINTANG I – 409 SURABAYA

 
Seorang Siswa  harus memiliki kesiapan mental disamping kesiapan fisik atau ketrampilan. Kesiapan mental dalam menghadapi UJIAN NASIONAL berati juga kesiapan mental untuk menghadapi segala kemungkinan yang dapat terjadi dalam Ujian Nsional. Jauh hari sebelum menghadapi ujian siswa juga perlu berlatih  mental  sehingga memiliki  ketahanan mental agar siswa mampu mengatasi keadaan tertentu yang membutuhkan mental yang kuat  misalnya: menghadapi soal yang sulit atau soal yang mudah.
Terkadang para siswa mengalami masalah terutama ketika menghadapi Ujian yang terkadang perasaan ragu, dalam kemampuan dirinya sendiri dalam memutuskan suatu langkah atau tindakan berikutnya, gugup, gegabah, tidak fokus sehingga salah melakukan menjawab soal.
Kecemasan timbul karena adanya rasa tanggung jawab dan dedikasi profesi yang tinggi sehingga siswa harus mampu dalam melakukan tindakan yang tepat ketika menghadapi high risk pada saat menghadapi ujian.
Kecemasan itu wajar bila tidak berlebihan karena dapat menjadi mekanisme pertahanan diri terhadap ancaman dari luar, namun bila berlebihan akan mengganggu stabilitas individu. Kecemasan yang normal dapat bermanfaat sehingga dapat membuat orang mampu menjadi giat dan bergerak cepat. Kadang-kadang tekanan kecemasan dapat membuat seseorang melakukan sesuatu hal yang luar biasa, akan tetapi kecemasan juga dapat berakibat merugikan, sebagai contoh orang yang dalam keadaan cemas berlebihan dapat menjadi depresi, merasa tidak ada harapan dan putus asa. Idealnya kecemasan yang berlebihan tidak terjadi pada siswa yang sudah siap melaksanakan ujian.
Dari beberapa pengertian kecemasan yang telah diuraikan  dapat dirangkumkan bahwa kecemasan adalah suatu reaksi emosional negatif terhadap suatu kondisi yang dipersepsi berbahaya dan mengancam sehingga timbul rasa khawatir dan tegang. Terkait dengan UNAS , kecemasan yang timbul saat Ujian Nasional merupakan reaksi emosional negative Siswa ketika harga dirinya dirasa terancam. Hal ini terjadi apabila siswa menganggap UNAS  sebagai tantangan berat untuk berhasil, mengingat kemampuannya. Kecemasan ini biasanya dipicu pula oleh karena siswa banyak memikirkan akibat dari nilai yang jelek.
Ada beberapa faktor yang diperkirakan dapat mengatasi kecemasan para siswa saat menghadapi Ujian Nasional sehingga UNAS dapat berjalan lancar diantaranya adalah persiapan diri yang kuat pada para siswa siswi  serta kematengan emosi. Bagi para siswa yang memiliki kematangan emosi yang memadai maka dapat diamsumsikan para siswa tersebut mampu melaksanakan tugas profesinya meskipun kadangkala menghadapi kesulitan saat ujian, karena dalam kematangan emosi yang dimiliki tersebut, akan menjadikan siswa akan mengadapi ujian dengan perasaan tenang, mampu mengelola emosi sehingga tidak sampai terjadi perilaku yang emosional seperti memukul mukul bangku, bicara yang kotor, menolek kanan kiri.
Dari beberapa pengertian kecemasan yang telah diuraikan  dapat dirangkumkan bahwa kecemasan adalah suatu reaksi emosional negatif terhadap suatu kondisi yang dipersepsi berbahaya dan mengancam sehingga timbul rasa khawatir dan tegang. Terkait dengan ujian, kecemasan yang timbul saat ujian nasional merupakan reaksi emosional negatif Siswa ketika harga dirinya dirasa terancam. Hal ini terjadi apabila siswa  menganggap UNAS sebagai tantangan berat untuk berhasil, mengingat kemampuannya dan penampilannya. Kecemasan ini biasanya dipicu pula oleh karena siswa banyak memikirkan akibat dari nilai-nilai yang jelek dari ulangan sebelumnya.
Untuk dapat melakukan respon terhadap kecemasan secara efektif maka individu memerlukan dukungan sosial.
Penyebab lain yang tidak kalah penting yang diasumsikan dapat membantu kecemasan para siswa  adalah ada tidaknya dukungan sosial dari keluarga. Bagaimana juga para siswa membutuhkan dukungan sosial. Dalam kondisi para siswa siswi mengalami kecemasan , maka bentuk dukungan sosial dari keluarga dan orang terdekat sangat diperlukan. Penilaian yang diberikan oleh keluarga dan teman terdekat dengan cara memberikan penghargaan atau memberikan penilaian yang mendukung prestasi seseorang dalam menghadapi ujian dan memberi informasi untuk mengatasi masalah yang meliputi nasehat, petunjuk, saran, atau mendiskusikan pemecahan yang mungkin dilakukan akan memberi rasa tenang dan percaya diri. Juga dukungan emosional, meliputi ungkapan kasih sayang dan perhatian. Demikian juga dukungan lainnya yang memang sangat diperlukan oleh para siswa pada saat menghadapi UNAS, sehingga merasa aman, nyaman dan tenang waktu Ujian nasional berlangsung.
Menurut Bernice (2004) dukungan sosial dari keluarga adalah dimana individu membutuhkan dukungan karena individu-individu tersebut  tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah dikehidupannya sehari-hari.
Poerwadi (2004) mengertikan dukungan sosial dari keluarga adalah dimana individu tidak dapat mengatasi dirinya sendiri dan membutuhkan bantuan dari orang lain sehingga menjadikan individu membutuhkan dukungan pada orang lain ataupun keluarga terdekat.
Herwanto (2004) menyatakan bahwa dukungan sosial dari keluarga adalah dimana individu mengalami persoalan psikologis sehingga menyebabkan individu tersebut lebih membutuhkan bantuan dari orang lain, teman maupun keluarga dalam melakukan kegiatan.
Berdasarkan beberapa pandangan diatas, disimpulkan bahwa dukungan sosial keluarga adalah dimana individu merasa kurang mampu melakukan kegiatan. Rasa kurang mampu tersebut biasa berupa antara lain kecemasan, kekwatiran, kurang konsentrasi, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan lain-lain yang membutuhkan dukungan dari orang lain, teman, maupun keluarga untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya.
Seorang siswa harus menyadari bahwa untuk mencapai keberhasilan ia harus mempunyai tanggung jawab dan keinginan untuk maju yang berasal dari dalam diri sendiri. Sebagai contoh dalam menjalani program belajar, para siswa melakukannya karena kesadaran diri sendiri bukan karena dorongan atau paksaan dari orang tua. Setiap siswa idealnya mengerti dan menyadari bahwa untuk berhasil mereka dituntut untuk bekerja keras, displin dalam belajar, mampu mengatasi kemalasan, kejenuhan,dan berbagai macam masalah.
Berdasarkan pandangan diatas bahwa untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi  seorang siswa harus mempunyai tanggung jawab dan keinginan untuk maju dengan menjalani program belajar dengan benar, semangat, disiplin, dan tekun serta memperhatikan intruksi dari guru.
               Demikian kesimpulan kami diatas sebagai acuan bagi siswa-siswi SDN Ketintang I Surabaya untuk memberikan motivasi semoga berhasil dalam melaksanakan UNAS amin…. !!.
Bahwa ada hubungan yang sangat positif  antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan mengkadapi UNAS.
              
                                                                                                                 Penulis.

                                                                                                                                           SUNYOTO,S.Pd,M.Psi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar