ARTIKEL
DUKUNGAN
SOSIAL KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA
SDN KETINTANG I 409
Jl.Ketintang Madya no. 146
sdnketintangonesby@gmail.com
S U R A B A Y A
DUKUNGAN
SOSIAL KELUARGA DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL
SISWA-SISWI
SDN KETINTANG I – 409 SURABAYA
Seorang Siswa harus memiliki kesiapan mental disamping
kesiapan fisik atau ketrampilan. Kesiapan mental dalam menghadapi UJIAN NASIONAL
berati juga kesiapan mental untuk menghadapi segala kemungkinan yang dapat
terjadi dalam Ujian Nsional. Jauh hari sebelum menghadapi ujian siswa juga
perlu berlatih mental sehingga memiliki ketahanan mental agar siswa mampu mengatasi
keadaan tertentu yang membutuhkan mental yang kuat misalnya: menghadapi soal yang sulit atau
soal yang mudah.
Terkadang para siswa mengalami masalah terutama ketika menghadapi Ujian yang
terkadang perasaan ragu, dalam kemampuan dirinya sendiri dalam
memutuskan suatu langkah atau tindakan berikutnya, gugup, gegabah, tidak fokus sehingga salah melakukan menjawab soal.
Kecemasan timbul karena adanya rasa tanggung jawab dan dedikasi profesi
yang tinggi sehingga siswa harus mampu dalam melakukan tindakan yang tepat
ketika menghadapi high risk pada saat
menghadapi ujian.
Kecemasan itu wajar bila tidak berlebihan karena dapat menjadi mekanisme
pertahanan diri terhadap ancaman dari luar, namun bila berlebihan akan mengganggu stabilitas individu. Kecemasan yang
normal dapat bermanfaat sehingga dapat membuat orang mampu menjadi giat dan
bergerak cepat. Kadang-kadang tekanan kecemasan dapat membuat
seseorang melakukan sesuatu hal yang luar biasa, akan tetapi kecemasan juga dapat berakibat merugikan, sebagai contoh orang yang dalam keadaan cemas berlebihan dapat menjadi
depresi, merasa tidak ada harapan dan putus asa. Idealnya kecemasan yang berlebihan tidak terjadi pada siswa yang
sudah siap melaksanakan ujian.
Dari beberapa
pengertian kecemasan yang telah diuraikan
dapat dirangkumkan bahwa kecemasan adalah suatu reaksi emosional negatif
terhadap suatu kondisi yang dipersepsi berbahaya dan mengancam sehingga timbul
rasa khawatir dan tegang. Terkait dengan UNAS , kecemasan yang timbul saat Ujian Nasional
merupakan reaksi emosional negative Siswa ketika harga dirinya dirasa terancam.
Hal ini terjadi apabila siswa menganggap UNAS
sebagai tantangan berat untuk berhasil, mengingat kemampuannya.
Kecemasan ini biasanya dipicu pula oleh karena siswa banyak memikirkan akibat
dari nilai yang jelek.
Ada beberapa faktor yang diperkirakan dapat mengatasi kecemasan para siswa
saat menghadapi Ujian Nasional sehingga UNAS dapat
berjalan lancar diantaranya adalah persiapan diri yang kuat pada para siswa
siswi serta kematengan emosi. Bagi para
siswa yang memiliki kematangan emosi yang memadai maka dapat diamsumsikan para
siswa tersebut mampu melaksanakan tugas profesinya meskipun kadangkala menghadapi
kesulitan saat ujian, karena dalam kematangan emosi yang dimiliki tersebut,
akan menjadikan siswa akan mengadapi ujian dengan perasaan tenang, mampu
mengelola emosi sehingga tidak sampai terjadi perilaku yang emosional seperti
memukul mukul bangku, bicara yang kotor, menolek kanan kiri.
Dari beberapa
pengertian kecemasan yang telah diuraikan
dapat dirangkumkan bahwa kecemasan adalah suatu reaksi emosional negatif
terhadap suatu kondisi yang dipersepsi berbahaya dan mengancam sehingga timbul
rasa khawatir dan tegang. Terkait dengan ujian, kecemasan yang timbul saat ujian nasional
merupakan reaksi emosional negatif Siswa ketika harga dirinya dirasa terancam.
Hal ini terjadi apabila siswa menganggap
UNAS sebagai tantangan berat untuk berhasil, mengingat kemampuannya
dan penampilannya. Kecemasan ini biasanya dipicu pula oleh karena siswa banyak
memikirkan akibat dari nilai-nilai yang jelek dari ulangan sebelumnya.
Untuk
dapat melakukan respon terhadap kecemasan secara efektif maka individu
memerlukan dukungan sosial.
Penyebab lain yang tidak kalah penting yang diasumsikan dapat membantu
kecemasan para siswa adalah ada tidaknya
dukungan sosial dari keluarga. Bagaimana juga para siswa membutuhkan dukungan
sosial. Dalam kondisi para siswa siswi mengalami kecemasan , maka bentuk
dukungan sosial dari keluarga dan orang terdekat sangat diperlukan. Penilaian
yang diberikan oleh keluarga dan teman terdekat dengan cara memberikan
penghargaan atau memberikan penilaian yang mendukung prestasi seseorang dalam
menghadapi ujian dan memberi informasi untuk mengatasi masalah yang meliputi
nasehat, petunjuk, saran, atau mendiskusikan pemecahan yang mungkin
dilakukan akan memberi rasa tenang dan percaya diri. Juga dukungan emosional,
meliputi ungkapan kasih sayang dan perhatian. Demikian juga dukungan lainnya yang memang sangat diperlukan oleh para siswa
pada saat menghadapi UNAS, sehingga merasa aman, nyaman dan tenang waktu Ujian
nasional berlangsung.
Menurut Bernice (2004) dukungan sosial dari keluarga adalah dimana individu
membutuhkan dukungan karena individu-individu tersebut tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah
dikehidupannya sehari-hari.
Poerwadi (2004) mengertikan dukungan sosial dari
keluarga adalah dimana individu tidak dapat mengatasi dirinya sendiri dan
membutuhkan bantuan dari orang lain sehingga menjadikan individu membutuhkan
dukungan pada orang lain ataupun keluarga terdekat.
Herwanto (2004) menyatakan bahwa dukungan sosial dari keluarga adalah
dimana individu mengalami persoalan psikologis sehingga menyebabkan individu
tersebut lebih membutuhkan bantuan dari orang lain, teman maupun keluarga dalam
melakukan kegiatan.
Berdasarkan beberapa pandangan diatas, disimpulkan bahwa dukungan sosial
keluarga adalah dimana individu merasa kurang mampu melakukan kegiatan. Rasa kurang mampu tersebut biasa berupa antara lain kecemasan, kekwatiran, kurang konsentrasi, tegang, neurosis, tremor, gugup yang luar biasa, sangat gelisah dan
lain-lain yang membutuhkan dukungan dari orang lain, teman, maupun keluarga untuk menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapinya.
Seorang siswa harus menyadari bahwa untuk mencapai
keberhasilan ia harus mempunyai tanggung jawab dan keinginan untuk maju yang
berasal dari dalam diri sendiri. Sebagai contoh dalam menjalani program belajar, para siswa melakukannya karena kesadaran diri
sendiri bukan karena dorongan atau paksaan dari orang tua. Setiap siswa idealnya mengerti dan menyadari bahwa untuk berhasil mereka dituntut untuk
bekerja keras, displin dalam belajar, mampu mengatasi kemalasan, kejenuhan,dan
berbagai macam masalah.
Berdasarkan
pandangan diatas bahwa untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi seorang siswa harus mempunyai
tanggung jawab dan keinginan untuk maju dengan menjalani program belajar dengan benar, semangat, disiplin, dan tekun serta memperhatikan intruksi
dari guru.
Demikian kesimpulan kami diatas
sebagai acuan bagi siswa-siswi SDN Ketintang I Surabaya untuk memberikan
motivasi semoga berhasil dalam melaksanakan UNAS amin…. !!.
Bahwa ada
hubungan yang sangat positif antara
dukungan sosial keluarga dengan kecemasan mengkadapi UNAS.
Penulis.